← Back to portfolio

Feminisme dan Kesetaraan

Published on

Beberapa waktu lalu, saya mendapatkan bahan perbincangan dengan beberapa teman dari FP Indonesia Feminis. Perbincangan seru dan menyilukan, karena masih ada yang berpikir bahwa pemukulan itu berhak dilakukan berdasarkan kesetaraan.

Hmm…

Apakah kamu termasuk golongan yang berpikir bahwa laki – laki berhak memukul wanita, karena kesetaraan ?

Baiklah, sebelum berbicara lebih jauh lagi mengenai dunia pemukulan, ada baiknya kita berkenalan dengan Feminisme.

Feminisme itu apa sih? 

Selama ini kita hanya tahu bahwa Feminisme adalah ideologi yang dijunjung dan dibela oleh para Feminis. Feminis sendiri sering dikaitkan dengan kumpulan wanita yang benci laki – laki. Kumpulan wanita yang bermimpi untuk menjadi setara, tanpa benar – benar mau menjadi setara yang sesungguhnya. ( Baca juga pemahaman keliru tentang feminis).

Dalam Merriam Webster’s Dictionary and Thesaurus, Feminisme berarti (1) teori tentang kesetaraan politik, ekonomi dan sosial berdasarkan jenis kelamin. (2) aktivitas yang diorganisasi atas nama hak – hak dan kepentingan perempuan. Sedangkan, Oxford English Dictionary (OED) mendefinisikan bahwa Feminisme adalah advokasi hak – hak perempuan atas dasar kesetaraan jenis kelamin.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Feminisme adalah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria. Sementara, dalam Wikipedia, Feminisme adalah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria.

Tujuan Feminis 

Gerakan feminisme dilakukan untuk mencari keseimbangan gender. Sebuah gerakan pembebasan perempuan dari seksisme, penindasan, stereotyping.

Feminis adalah sebuah gerakan wanita untuk menolak segala sesuatu yang di marginalisasikan, di rendahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam politik, ekonomi maupun kehidupan sosial pada umumnya.

Feminis menitik-beratkan perhatian pada analisis peranan hukum terhadap bertahannya hegemoni patriaki.

Lalu, apakah seseorang berhak dipukul atau memukul atas dasar kesetaraan? 

Banyak orang yang salah memahami kesetaraan yang digaungkan oleh Feminis.
Feminis yang menginginkan keseimbangan, interelasi gender, kerap dicibir karena pada kenyataannya tidak pernah seimbang, seperti pada apa yang bisa di lihat pada gambar di bawah ini :

17991581_1902036693397546_5662627710226102746_o.jpg
Pict di unduh dari FP Indonesia Feminis

Dalam pergaulan pria, pukul di balas pukul adalah hal biasa dan karena, para feminis mengaungkan kesetaraan, pria merasa tidak apa – apa jika memukul perempuan. Bahkan, beberapa perempuan pun berpikir sama seperti pria yang bertanya pada FP Indonesia Feminis.

Saya menyatakan bahwa ‘tidak ada seorang pun yang berhak di pukul atau memukul’.

Reaksi dari beberapa orang adalah “menuntut kesetaraan, tapi nyatanya mau enaknya doang”, “pukul ya memang sepantasnya di balas pukulan lagi! Kan setara!”

Jika, kamu sepakat dengan reaksi beberapa orang tersebut…

Saya minta maaf dan tolong tarik nafas dalam – dalam, lalu hembuskan secara perlahan. Sekarang tersenyumlah! XD

afterfocus_1493016081044

Apakah kamu pernah melihat orang yang berkelahi? Bagaimana cara kamu menilai mereka itu lawan yang seimbang? Dilihat dari bentuk roti sobek di perutnya? Otot dilengannya? Tinggi badannya? Kepalan tangannya? Seringai di wajahnya? Tattoo di tubuhnya? Atau apa?

Saya pribadi, tidak pernah melihat pemukulan/ perkelahian antar sesama lelaki / perempuan itu, perkelahian yang setara atau seimbang. Teknik, tenaga dan kesempatan memukul setiap orang tidaklah sama.

Apapun alasannya, pemukulan adalah tindak kekerasan dan tidak ada seorang pun yang berhak menerima pukulan atau memberi pukulan.

Jika kamu masih bersikukuh atas dasar kesetaraan yang diusung para feminis, silahkan cek kembali, artian Feminisme. Kesetaraan apa yang mereka inginnkan. Apa tujuan dari gerakan feminisme.

Apakah saya seorang Feminis? 

Seseorang sempat mencibir saya dengan kalimat; ‘Dasar Feminis!’, tapi itu tidak benar – benar menjadikan saya seorang feminis. Setelah menyelami lebih dalam lagi tentang apa itu feminisme, saya menyadari bahwa saya adalah feminis tanggung.

Ya, feminis tanggung.

Karena, dalam beberapa hal, saya senang dipimpin pria, meski saya juga bisa memimpin.

Sekian dari saya…

*Jika ada yang tidak sesuai, mengenai feminisme yang saya ketikkan, mohon pencerahannya *